Laman

Kamis, 27 Desember 2012

Tentang Aplikasi Google Docs

Salah satu aplikasi yang di kembangkan oleh seseorang pembuat web Google untuk mempermudah melakukan aplikasi pffice seperti microsoft. Google docs bukan hanya menyimpan saja, namun juga bisa di gunakan untuk mengelolah, menyimpan, membuat, mengedit dokumen perkantoran seperti layaknya Microsoft office. fitur penyimpana di udara seperti ini memang bukanlah yang perdana. beberapa layanan penyimpanan online lain yang tak kalah menariknya juga sudah lama tersedia. tentu saja ini jauh lebih komplit karena file berektensi odt itu hanya dimiliki oleh open office. fitur yang tidak dimiliki oleh aplikasi lain adalah fitur kolaborasi, fitur ini bisa langsung anda gunakan dengan memberi cek di depan nama file, lalu klik tombol share di atasnya. sebuah boks akan menawarkan berbagai pilihan akan muncul. tampilannya mirip dengan ms. office 2003 sehingga lebih mudah menjalankannya.

Senin, 10 Desember 2012

Artificial Intelligence



     Kecerdasan Buatan (bahasa Inggris: Artificial Intelligence atau AI) didefinisikan sebagai kecerdasan yang ditunjukkan oleh suatuentitas buatan. Sistem seperti ini umumnya dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia. Beberapa macam bidang yang menggunakan kecerdasan buatan antara lain sistem pakar, permainan komputer (games), logika fuzzy,jaringan syaraftiruan robrtika.
     
     Dalam artikel saya kali ini mengenai Artificial Intelligence ingin membuat sebuah alat yang mungkin kita kenal dengan sederhana yaitu setrika namum setrika kali ini bukanlah setrika biasa melainkan setrika automatic, maksud dari setrika automatic kali ini yaitu setrika yang dapat bergerak sendiri dengan menggunakan sebuah alat sensor. Setrika ini bisa menghemat penggunaan waktu, jika kita menggunakan setrika ini tidak akan memakan waktu yang banyak.

     Setrika automatic hanyalah impian saya yang saya publikasikan di blog saya, di blog saya kali ini saya akan memperjelas cara pemakaian setrika automatic yang saya impikan, setrika automatic sangat mudah digunakan dam simple, tapi setrika ini tidak dapat di bawa kemana-mana, karena bentuknya yang sangat besar, namun kelebihan dari setrika automatic ini dapat mempermudah dan mempercepat kita untuk menyetrika. Cara penggunaannya hanya dengan meletakan pakaian, celana atau sebagainya kedalam alat setrika automatic tersebut. Tapi semua ini sangat harus diawasi, karena wattnya yang cukup besar atau daya listrik yang besar.
Semoga artikel saya kali ini sangat bermanfaat bagi kita semua.

Rizky Nuraji




Rabu, 05 Desember 2012

Cara Kerja Komputer



Menurut Elias M. Awad, komputer adalah alat hitung yang memproses data yang disajikan dalam bentuk data diskret (digital) dan data kontinyu (analog). Selain itu, komputer juga merupakan sebuah alat elektronok yang mampu melaksanakan tugas diantaranya adalah menerima input, memproses input sesuai dengan programnya, menyimpan perintah - perintah dan hasil pengolahan, serta menyediakan output dalam bentuk informasi. Namun, ternyata tidak banyak orang yang tahu tentang bagaimana cara kerja komputer.
Berikut ini adalah penjelasan tentang cara kerja komputer:
* Peralatan input
Merupakan perangkat keras komputer yang berfungsi untuk memasukkan data ke dalam memori komputer.
* Prosesor
Merupakan perangkat utama sebuah komputer yang berfungsi untuk mengelola seluruh aktifitas komputer. prosesor ini sendiri terdiri dari 3 bagian utama, yaitu: kontrol unit (merupakan bagian utama dari sebuah prosesor yang bertugas untuk mengontrol semua perangkat yang terpasang pada komputer, mulai dari input device sampai dengan output device; Aritmatika dan logika yang merupakan bagian dari prosesor yang memiliki tugas khusus untuk mengolah data aritmatika serta data logika; Memory unit merupakan bagian dari prosesor yang berfungsi sebagai unit pendukung dimana perintah - perintah yang sering digunakan oleh prosesor akan disimpan sementara pada bagian ini.
* Memori
Merupakan alat yang berfungsi sebagai media penyimpan data pada komputer. Memori ini terdiri dari 2 maca, yaitu ROM (read only memory) dan RAM (random access memory)
* Output device
Merupakan bagian dari perangkat komputer yang berguna untuk menghasilkan keluaran, baik itu berupa hardcopy (bisa berupa kertas), softcopy (muncul di layar monitor), ataupun keluaran alam bentuk gambar dan suara.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa cara kerja komputer adalah diawal dengan memasukkan data dari perangkat input kemudian data tersebut diolah sedemikian rupa oleh CPU sesuai dengan yang kita inginkan. Data yang telah diolah CPU akan disimpan ke dalam memori komputer atau biasa disebut dengan disk. Data yang disimpan dapat kita kita lihat hasilnya melalui perangkat keluaran.


Pencarian Terbaru (100)
Cara kerja komputer. Proses kerja komputer. Sistem kerja komputer. Bagaimana cara kerja komputer. Jelaskan cara kerja komputer. Cara pengoperasian komputer. Alur kerja komputer.
Jelaskan sistem kerja komputer. Cara kerja teknologi informasi dan komunikasi. Cara kerja tik. Jelaskan proses kerja komputer. Proses kerja komputer dalam pengolahan data. Cara kerja keyboard pada komputer. Prinsip kerja komputer.
Gambar alur kerja komputer. Cara kerja personal computer. Kerja komputer. Cara kerja pc. Cara kerja prosesor dalam mengolah banyak program. Makalah cara kerja komputer. Cara melaksanakan tugas komputer.
Pola kerja komputer. Prosedur kerja. Contoh gambar proses kerja komputer. Gambarkan dan jelaskan cara kerja komputer. Mekanisme kerja komputer. Langkah kerja komputer. Cara kerja computer.
Jelaskan prinsip kerja komputer. Proses kerja perangkat komputer. Alat kerja komputer. Cara cara kerja komputer. Makalah cara kerja internet. Penjelasan cara kerja komputer. Sebutkan cara kerja komputer.
Gambar cara kerja komputer. Langkah langkah cara kerja sistem komputer. Artikel tentang cara kerja internet. Jelaskan bagaimana komputer bekerja. Cara kerja keyboard. Proses cara kerja komputer. Rangkuman cara kerja internet.
Gambar proses kerja perangkat keras komputer. Gambarkan skema komputer dan jelaskan. Jelaskan fungsi kerja cpu. Makalah proses kerja komputer. Langkah langkah kerja komputer. Cara kerja memori dalam mengolah data. Pengertian proses kerja komputer.
Cara kerja perangkat keras internet. Diagram cara kerja komputer. Cara komputer mengolah data. Cara kerja memori komputer. Konsep kerja komputer. Makalah sistem kerja komputer. Skema alur kerja komputer.
Cara kerja peralatan internet. Proses kerja peralatan komputer. Cara kerja keyboard komputer. Cara kerja processor. Carakerja komputer. Proses kerja komputer beserta gambar. Bagan dari proses kerja komputer.
Jelaskan alur dari sistem komputer. Perintah kerja. Pengertian dan cara kerja komputer. Gambar dan jelaskan sistem kerja komputer. Cara kerja peralatan komputer. Tuliskan dan gambarkan proses kerja komputer. Preses kerja perangkat komputer.
Contoh alur kerja. Pengertian sistem kerja komputer. Prinsip kerja keyboard. Pengertian cara kerja komputer. Gambar cara kerja sebuah komputer. Langkah langkah cara kerja komputer. Gambar alur kerja internet.
Cara kerja komputer adalah. Cara kerja komputer ke internet. Proses kerja tik. Urutan kerja komputer. Langkah langkah atau cara kerja internet. Cra kerja komputer. Alur dari bagan proses kerja komputer.
Makalah konsep kerja pengolahan data di cpu. Komputer internet. Perangkat internet dan penjelasannya. Terjemah. Gambar komputer internet. Langkah kerja ram. Makalah tentang cara kerja komputer.
Gambarkan cara sebuah komputerdan jelaskan. Sebutkan proses dalam komputer. Perangkat keras komputer beserta fungsinya. Cara kerja perangkat tik. Cara kerja prosesor. Sebutkan sistem kerja komputer. Cara bekerja komputer.

Dampak Positif dan Negatif Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi



Penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari kaitannya dengan     era globalisasi, dengan berbagai bentuk pemahaman makna yang beragam. Namun, dari berbagai makna yang terangkum dalam pengertian globalisasi ini, setidaknya ada satu poin yang dipahami oleh setiap orang. Poin tersebut adalah sebuah pandangan bahwa semua manusia di dalam dunia ini saling terkait satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, walaupun ada rentang jarak yang secara fisik membentang. Teknologi Informasi yang kini berkembang amat pesat, tak bisa dipungkiri memberikan kontribusi yang signifikan terhadap proses globalisasi ini.Namun, dengan semakin berkembangnya teknologi, membuat teknologi itu sendiri bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi, teknologi adalah suatu hal yang sangat membantu dan memudahkan manusia dalam menyelesaikan kegiatan dan aktivitas sehari-hari, namun di sisi lain, teknologi juga dapat ‘membunuh’ manusia apabila digunakan secara berlebihan dan digunakan dengan maksud yang berbeda oleh pemakainya. Begitu juga dengan internet. Sebagai salah satu hasil karya teknologi, internet juga memiliki dampak positif dan dampak negatif. Terkadang, internet membantu kehidupan kita, namun tidak  jarang pula internet ‘menjerumuskan’ kita ke dalam dunia maya yang tiada berujung Pemanfaatan internet dekade terakhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Media internet tidak lagi hanya sekedar menjadi media berkomunikasi semata, tetapi juga sebagai bagian tak terpisahkan dari dunia bisnis, industri, pendidikan dan pergaulan sosial. Khusus mengenai jejaring sosial atau pertemanan melalui dunia internet, atau lebih dikenal dengan social network pertumbuhannya sangat mencengangkan Banyaknya situs yang ada di internet membuat kita enggan meninggalkan dunia maya ini. Mulai dari situs yang menyajikan informasi yang up-to-date, hingga menyajikan konten yang seharusnya tidak boleh diakses secara bebas oleh semua kalangan. Konten tersebuat adalah pornografi. Sebuah momok bagi para orangtua yang senantiasa menghantui pikiran mereka karena mereka takut anak mereka sudah teracuni oleh hal ini. Memang sudah ada undang-undang yang mengatur mengenai pornografi dan pornoaksi, namun tampaknya hal ini masih dirasakan kurang membuat kita nyaman sebagai penikmat teknologi informasi internet. Begitu pula dengan software yang dibuat untuk memblokir user mengakses situs-situs porno, terasa kurang bisa banyak membantu, karena seperti kata pepatah, maling selalu satu langkah lebih maju daripada polisi. Begitu pula dengan para user ini, mereka tidak pernah kehabisan akal untuk bisa mengakses situs tersebut dan berusaha mencari celah untuk mengakali sistem keamanan yang ada. Begitu pula dengan situs jejaring sosial, kini bersosialisasi melalui internet jauh lebih nge-trend daripada harus bersosialisasi secara langsung. Bahkan di beberapa situs jejaring sosial, ada member yang memiliki teman hampir 3000 orang, namun setelah dilakukan crosscheck, tidak semuanya teman di akunnya ia kenal. Hal ini menandakan bahwa situs jejaring sosial memudahkan kita untuk berinteraksi dan menjalin hubungan pertemanan dengan orang yang sama sekali tidak kita kenal dan berada jauh dari posisi dimana kita berada. Beberapa dampak positif yang ditimbulkan dengan adanya situs semacam Facebook, Twitter dan friendster ini antara lain :

* Membuat sosialisasi lebih mudah
Suatu teknologi dibuat untuk memudahkan hidup manusia, begitu juga dengan situs jejaring sosial. Mereka diciptakan untuk memudahkan anggotanya berkomunikasi dan keep in touch dengan relasinya
* Dijadikan sebagai media ekspresi diri
Kehadiran situs jejaring sosial di dunia maya dimanfaatkan oleh para anggotanya sebagai media ekspresi diri dan mengungkapkan perasaan mereka disaat itu. Cobalah lihat di profil anggota situs Facebook contohnya, mereka biasanya akan terus mengupdate status (suasana hati) mereka secara berkala dan gaya tulisan mereka juga berbeda-beda. Mereka juga akan mengisi biodata dengan keinginan mereka sendiri, ada yang berusaha jujur bahkan ada yang biodata dan kenyataannya sangat jauh berbeda. Inilah yang dimaksud dengan kebebasan berekspresi.
* Sebagai ladang bisnis
Disadari atau tidak, kehadiran situs jejaring sosial juga dilirik oleh sebagian pihak sebagai sebuah media beriklan alternatif. Low cost, high impact. Itulah dampak yang ingin mereka dapatkan ketika beriklan melalui situs seperti ini. Dan ternyata benar, beriklan melalui situs jejaring sosial cukup mendongkrak penjualan. Bahkan banyak orang yang menjual barang-barangnya melalui akun Facebook, bukan memasang iklan di kolom iklan Facebook.
* Dipakai untuk media kampanye
Benar sekali, sekarang situs jejaring sosial berguna juga sebagai alat kampanye online. Seperti yang dilakukan oleh Barack Obama, ia melakukan kampanye melalui Facebook dan akhirnya ia dapat memenangkan kursi presiden Amerika.
Suatu permasalahan tentu tidak akan menarik apabila hanya dibahas dari sudut pandang positif. Maka disini akan dibahas pula mengenai dampak negatif dari internet, khususnya situs jejaring sosial.

1. Membuat orang malas
Inilah salah satu dampak negatif terbesar dari situs jejaring sosial. Dengan adanya situs jejaring sosial, orang lebih asyik duduk di depan layar komputer daripada harus berkomunikasi dan berinteraksi secara langsung dengan orang lain.

2. Jadi lupa waktu
Terlalu sering mengakses situs jejaring sosial membuat orang menjadi lupa waktu. Bahkan ada kasus dimana seorang ibu yang keasyikan mengakses Facebook sehingga lupa menyiapkan makan untuk keluarganya dan anaknya yang masih bayi, sehingga anaknya masuk rumah sakit.


3. Membuat pekerjaan jadi tertunda
Situs jejaring sosial bagaikan candu, sehingga pemakainya akan lupa waktu dan apabila hal ini berlangsung secara terus menerus akan berakibat fatal bagi dirii sendiri dan orang lain. Karena bisa saja pekerjaan mereka jadi tertunda dan tidak lekas selesai.
4. Dipakai sebagai media konspirasi
Tidak sedikit kasus kejahatan terbongkar dan bermula dari situs jejaring sosial. Seperti gadis yang dibawa lari oleh kenalan baru yang baru dikenal melalui Facebook, plot pembunuhan presiden Bolivia yang terungkap karena direncanakan melalui Facebook dan lain sebagainya adaah beberapa contoh konkret bahwa situs seperti ini memiliki dampak negatif yang cukup kuat.

5. Merusak kesehatan
Terlalu lama duduk diam di depan komputer dapat mengganggu kesehatan. Sudah banyak penelitian dilakukan dan hasilnya kebanyakan mengatakan bahwa kita dilarang terlalu lama mengakses komputer. Sebaiknya tiap dua jam kita beristirahat dan melakukan gerakan-gerakan yang menyehatkan.
Itulah beberapa dampak dan konsekuensi yang harus kita tanggung atas kemajuan teknologi informasi, khususnya internet. Kita harus berusaha mempergunakan teknologi sebagaimana mestinya dan sebaik mungkin, tapi jangan sampai kita kehilangan kontrol atas teknologi dan pada akhirnya kitalah yang ‘dikontrol’ oleh teknologi.
Sebenarnya masih banyak sekali dampak-dampak dan konsekuensi lainnya yang harus kita tanggung atas kemajuan teknologi sekarang ini, terutama di bidang internet. Namun, karena keterbatasan dari penulis, maka dampak-dampak yang lain akan ditambahkan apabila penulis sudah menemukan wacana dan fakta-fakta baru.

Selasa, 04 Desember 2012

Manfaat Teknologi Informasi dan Komunikasi


        Kita semua menyadari bahwa Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sangatlah berperan penting bagi kehidupan manusia. Selain selain sebagai salah satu media informasi, mempercepat komunikasi, TIK juga memudahkan manusia dalam menyelesaikan segala macam urusannya.

Berikut  dibawah ini beberapa peranan penting Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam berbagai bidang kehidupan manusia :

1. Bidang Penerbangan

  • Mengatur jadwal penerbangan (flight scheduling).
  • Mengatur perubahan jadwal terbang secara mendadak (itinerary change).
  • Mengatur sistem penjualan tiket dan reservasi penerbangan (real time reservation).
  • Mengatur sistem komunikasi kepada pilot-pilot pesawat mengenai apa yang harus dilakukan (flight progress checks).

2. Bidang Perbankan

  • Mengatur pelayanan rekening kepada nasabah.
  • Menyediakan mesin teller otomatis atau anjungan tunai mandiri (ATM). Dengan perangkat ini, pihak bank dapat memberikan kemudahan kepada nasabah untuk melakukan transaksi walaupun pada saat libur.

3. Bidang Perdagangan

  • Menyediakan sistem jaringan yang terkoneksi melalui alat bantu scanner (pemindai).
  • Menyediakan alat bantu konsumen untuk melakukan pengecekan harga.

4. Bidang Perkantoran

  • Menyediakan mesin penjawab telepon secara otomatis.
  • Menyediakan alat pengolah kata dengan mesin komunikasi berupa teleks dan faksimile.

5. Rumah Masa Depan

       Peranan TIK dalam rumah masa depan yang berdasar pada home automation adalah ketersediaan alat   pemantau bahaya yang dapat memberitahukan pencurian, kebakaran, dan kebocoran gas. Alat ini berfungsi secara otomatis dan diperintah lewat saluran telepon.

SUMBER BELAJAR DI ERA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Pendahuluan


        Ivan Illich (1971) seorang filosof Austria berpendapat bahwa sekolah  negerinya gagal memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik sehingga mereka tidak dapat hidup mandiri. Ivan  menyatakan ketidaksetujuannya atas sistem dan penyelenggaraan pendidikan nasional di negaranya yang menerapkan program wajib belajar. Ia menyatakan dengan keras perlunya membebaskan masyarakat dari pendidikan (deschooling society).  Walaupun tidak terkait langsung dengan pendapat Ivan, dewasa ini tumbuh dan berkembang pula sekolah di rumah (home schooling) sebagai salah satu wujud ketidakpuasan orangtua atas hasil pendidikan di sekolah. Sementara itu kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memungkinkan masyarakat (walaupun belum semua) dengan cepat memperoleh berbagai jenis informasi yang bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan. Keadaan yang demikian membuat sekolah dan lembaga pendidikan formal lainnya tidak lagi mendominasi peran sebagai tempat dan sumber belajar.
Sungguhpun demikian, masih banyak masyarakat yang mempercayakan pendidikan anak-anaknya pada lembaga pendidikan yang secara terus menerus melakukan pembenahan dalam bidang kurikulum, metodologi belajar-membelajarkan, sarana dan prasarana pendidikan. Di samping menggunakan berbagai pendekatan belajar-membelajarkan sesuai dengan kemajuan ilmu pedagogi , pengintegerasian TIK ke dalam proses belajar-membelajarkan merupakan salah satu usaha yang dilakukan banyak sekolah untuk meningkatkan mutu proses dan hasil belajar-membelajarkan. Namun sampai sekarang ini berbagai masalah berkaitan dengan penggunaan TIK di sekolah masih menghadapi berbagai masalah. Tulisan ini mencoba membahas bagaimana  TIK dipergunakan oleh guru dan siswa di sekolah, faktor-faktor apa saja yang diperlukan untuk mendukung keberhasilan penggunaan TIK  dalam proses –membelajarkan, serta bagaimana menyikapi banjir dan arus informasi yang sulit dapat dihidarkan dalam abad informasi ini.
Dari berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar pada hakekatnya merupakan proses interaksi antara pemelajar (orang yang belajar) dengan lingkungannya yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk merubah perilakunya ke arah yang lebih positif. Dengan demikian, lingkungan merupakan salah satu unsur yang sangar penting dan tidak dapat diabaikan dalam proses belajar. Pemahaman atas pengertian belajar yang demikian menunjukkan, pada hakikatnya  manusia mulai belajar sejak dilahirkan dan hasilnya terlihat pada perubahan kemampuan berpikir (kognitif), berbuat (psikomotorik), atau bersikap (afektif). Kegiatan belajar yang demikian dilakukan sejak manusia ini ada dan perkembangan perdabannya dipengaruhi oleh kualitas hasil interaksi secara intelektual dan fisik dengan lingkungannya sebagai sumber belajar dan dalam kondisi tertentu berfungsi pula sebagai pembelajar. Manusia melakukan perubahan ataupenyesuaian cara berpikir dan bertindak dalam menanggapi reaksi lingkungan atas perilakunya atau atas peristiwa-peristiwa yang terjadi dengan sendirinya di lingkungannya.
Pada awal kehidupannya, anak belajar  di lingkungan keluarga, kemudian ke  lingkungan sekitarnya serta dalam perkembangan lebih lanjut ke lembaga pendidikan yang disebut sekolah. Di sekolah, guru merencanakan pengalaman belajar anak dengan menetapkan tujuan, bahan belajar, alat peraga, serta proses belajar. Guru menjelaskan bahan pelajaran, bertanya, menjawab pertanyaan, memotivasi mengawasi dan menilai hasil belajar anak. Tugas utama guru adalah mengajar dan tugas utama anak sebegai peserta didik adalah belajar. Proses belajar pesera didik sangat bergantung dan berorientasi pada guru yang memberlakukan peserta didik sebagai objek. Di dalam kelas dipergunakan papan tulis, buku, dan alat peraga untuk membantu guru mengajar. Sesuai dengan perkembangan kurikulum dan metode mengajar secara bertahap sekolah dilengkapi dengan perpustakaan dan berbagai laboratorium (laboratorium fisika, kimia, IPA, dan bahasa) atau tempat prkatek untuk sekolah kejuruan.  Dalam konteks belajar yang demikian, lingkungan sekolah yang dibatasi oleh pagar dan  ruang kelas yang dibatasi oleh dinding, lantai dan langit-langit merupakan dunia belajar peserta didik.(Regeluth & Garfinkle, 1994).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam belajar dan membelajarkan membuat sumber belajar juga berkembang secara pesat  di dalam dan di luar lembaga pendidikan. Perkembangan ini dapat dilihat dari pendekatan belajar-membelajarkan yang pada awalnya mengandalkan guru dan buku sebagai sumber belajar utama, pada era sekarang ini TIK menjadi sumber belajar utama di samping guru. Tempat belajar peserta didik kini berubah dari lingkungan sekolah dan kelas menjadi dunia tanpa batas formal. Demikian pesatnya perkembangan TIK sehingga mengubah fungsi guru yang semula sebagai pengajar menjadi pembelajar dengan tugas utama sebagai perencana, fasilitator, tutor, dan motivator. Pertemuan tatap muka secara teratur dengan guru di tempat dan waktu yang terjadwal dapat digantikan dengan menggunakan TIK melalui sistem belajar jarak jauh (distance learning). Di sisi lain belajar pun menjadi lebih terbuka, tidak dibatasi lagi oleh usia, tempat, status sosial, jenis kelamin, pekerjaan, waktu serta cara belajar  setiap orang (open learning) . Dengan perkataan lain, tidak ada diskriminasi dalam belajar dan orang dapat belajar sesuai dengan kemampuan intelektual dan fisiknya. Di samping itu setiap orang dapat menggunakan berbagai sumber belajar sesuai dengan kebutuhan dan gaya belajarnya (flexibel learning).
Tersedianya berbagai alat dan bentuk TIK  yang semakin maju dewasa ini memudahkan setiap orang dapat memperoleh berbagai informasi secara cepat, akurat, dan mutakhir. Walaupun tidak semuanya bermanfaat akan tetapi kalau dipilih secara tepat, informasi itu dapat dijadikan salah satu sumber  dalam mempelajari  fakta, konsep, dan prosedur. Tersedianya perpustakaan elektronik on line, memungkinkan penjelajahan ke berbagai perpustakaan di dunia dan  memperoleh informasi untuk berbagai keperluan  belajar. Bahkan akhir-akhir ini, telepon genggam memiliki berbagai kemampuan sehingga dapat dipergunakan untuk memperoleh informasi dari internet  dalam berbagai tampilan visual, audio, dan audiovisual.
Di samping sebagai sumber berbagai jenis informasi yang melimpah, TIK dapat dipergunakan untuk menyimpan, mengolah/memanipulasi, menyajikan, mengirim data atau informasi. Dengan menggunakan word processor dan spreadsheet peserta didik dapat mengembangkan kemampuan menulis, mengolah/memanipulasi, menganalisis,  dan menampilkan data. Program komputer, seperti animasi dan flash, dapat dipergunakan untuk melakukan berbagai percobaan dan praktek simulasi yang keakuratannya tidak berbeda dengan praktek di laboratorium. Kemampuan TIK dan penggunaannya secara tepat dapat membuat peserta  didik aktif, kreatif, inovatif, senang  serta termotivasi untuk terus belajar serta dapat mendorong dan meningkatkan kemampuan berpikir mereka  ke tingkat lebih tinggi (high-thinking order). Di samping itu peserta didik dapat terdorong berpikir secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam memecahkan berbagai masalah.
Apabila telah terbiasa menggunakan TIK, peserta didik dapat mengalami perubahan sikap terhadap belajar dari perasaan yang tidak senang, sulit, menakutkan dan membosankan menjadi kegiatan yang mengasyikkan dan menyenangkan.  Sikap peserta didik terhadap teknologi pun dapat berubah, dari anggapan bahwa teknologi itu rumit dan sulit menjadi sesuatu yang mudah, praktis, dan sangat membantu dalam berbagai keperluan. Mereka pun menganggap TIK sebagai teman yang menyenangkan dalam belajar dan membuat mereka gemar, terbiasa dan gandrung belajar.
Di sisi lain TIK dapat membantu guru mempersiapkan dan mengelola proses belajar-membelajarkan lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dengan mengacu pada tujuan dan bahan belajar, guru dapat merancang model-model pembelajaran dengan menggunakan aneka  sumber belajar sesuai dengan gaya belajar masing-masing peserta didik. Dengan menggunakan multi media serta berbagai program perangkat lunak komputer, guru dapat merancang proses pembelajaran yang interaktif, menarik, dan efektif dan mampu membuat peserta didik belajar aktif dan mandiri.
Perkembangan perangkat keras dan perangkat lunak TIK begitu cepat dan kemajuannya sukar dapat dipredikasi. Dalam tahun sembilan puluhan masih banyak komputer menggunakan pentium satu dan pentium dua dan laptop atau note bookmasih dianggap barang langka dan harganya pun mahal sehingga orang-orang tertentu saja yang dapat memiliki dan memakainya. Fasilitas telepon genggam pun masih terbatas dan pada umumnya dipergunakan hanya untuk nelpon. Akan tetapi tidak sampai sepuluh tahun kemudian, perangkat keras dan perangkat lunak komputer  berkembang begitu cepat dan canggih sehingga dapat dipergunakan tidak hanya untuk mengetik dan menghitung, tetapi dapat difungsikan  sebagai otak buatan(artificial intelligence) yang mampu secara cepat menyimpan, mengolah , menganalisis, serta menampilakan data dan informasi untuk berbagai keperluan dengan beraneka ragam tampilan.  Komputer grafis dan animasi dapat menciptakan lingkungan virtual sehingga orang dapat melihat dan berinteraksi dengan dunia buatan (artifisial) tiga dimensi. Dengan menggunakan internet begitu mudahnya memperoleh dan mengirim atau menyebarluaskan informasi dalam perhitungan detik ke seluruh pelosok dunia.
Telepon genggam juga berkembang begitu dahsyat sehingga dipergunakan tidak hanya sebagai alat untuk nelpon saja tetapi juga telah memiliki kemampuan untuk merekam, menyimpan, dan mengirim pesan tertulis, suara, dan gambar serta dapat mengakses berbagai informasi dari internet. Alat komunikasi ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk menghitung angka (kalkulator), waktu (stopwatch), dan agenda harian (organizer) dengan harga yang dapat dijangkau oleh semakin banyak orang.
Kemajuan TIK itu memudahkan orang memperoleh informasi apa saja, kapan saja, dan di mana saja, sehingga dikatakan juga bahwa dewasa ini informasi itu tersedia di ujung jari dan cara memperolehnya bergantung pada keterampilan menggunakan ujung jari serta kebermanfaatannya bergantung pada kemampuan memilih dan menggunakannya secara tepat.  Dengan demikian yang menjadi tantangan sekarang ialah bagaimana menyediakan dan menggunakan  TIK di lembaga pendidkan pada umumnya serta sekolah pada khususnya sebagai salah satu sumber dalam meningkatkan mutu proses dan hasil belajar-membelajarkan.

Penggunaan TIK di Sekolah
Teknologi yang menghasilkan produk dalam bentuk perangkat keras atau perangkat lunak pada awalnya bukanlah semata-mata dimaksudkan untuk keperluan pendidikan. Akan tetapi kemudian produk teknologi itu juga merambah ke lembaga-lembaga pendidikan serta dimanfaatkan untuk kegiatan belajar-membelajarkan. Dengan menggunakan teknologi, diharapkan kegiatan belajar-membelajarkan dapat diselenggarakan lebih efektif, efisien, kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Akan tetapi sudah lama, paling tidak sejak tahun 1973, Levie dan Dicky menyatakan (dalamEducational Technology: A Review of the Research, 1993) bahwa hasil-hasil penelitian menunjukkan, produk teknologi lebih berfungsi sebagai alat penyampai pesan dan tidak menentukan keberhasilan peningkatan hasil belajar peserta didik. Yang jauh lebih berperan ialah isi bahan belajar dan pengemasannya, karakteristik peserta didik, serta lingkungan belajar. Lebih jauh diketahui pula bahwa kecanggihan teknologi yang dipergunakan, misalnya dalam  belajar berbasis atau berbantuan  komputer (computer based learning)  dan belajar di dunia maya (virtual learning) serta merta menjamin meningkatkan hasil belajar siswa lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional (interaksi langsung peserta didik dengan guru).
TIK dalam proses belajar-membelajarkan memang sangat membantu untuk keperluan belajar jarak jauh karena dapat mengatasi jarak antara peserta didik dengan guru. Akan tetapi hasil belajar masih tetap ditentukan oleh isi dan pengemasan bahan belajar serta karakteristik peserta didik. Keberhasilan penggunaan TIK tergantung pada bagaimana guru memilih, menyusun, mengemas, dan menyajikan bahan belajar serta bagaimana peserta didik menanggapi dan mempelajarinya. Hal ini berarti bahwa sikap, kemampuan dan keterampilan guru dan peserta didik ikut menentukan keberhasilan penggunaan TIK mengatasi berbagai kesulitan dalam proses belajar-membelajarkan.
Kebermanfaatan TIK membantu pemerataan memperoleh informasi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil belajar-membelajarkan,  mendorong Pemerintah Indonesia menerbitkan berbagai kebijakan serta  melaksanakan berbagai program. Dalam Rencana Starategis Departemen Pendidikan Nasional 2005 – 2009 (Depdiknas: 2006) disebutkan antara lain: Kebijakan tentang Nusantara-21, Instruksi Presiden Nomor 50 Tahun 2000 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia, Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2001 tentang pengembangan dan pendayagunaan telematika, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang penyiaran, dan Keppres Nomor 20 Tahun 2006 tentang Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional. Di samping itu di tingkat Departemen,  Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 2007 menerbitkan beberapa kebijakan tentang pengembangan TIK, di antaranya adalah: Kepmendiknas Nomor 50/P/2007 tentang Tim Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Nasional.
Program meningkatkan TIK dalam pendidikan pada umumnya telah dilaksanakan dalam berbagai bentuk, antra lain Universal Services Obligation (USO) yang dimulai tahun 2003 untuk meningkatkan kesempatan bagi masyarakat di pedesaan agar dapat menikmati fasilitas layanan telekomunikasi. Program USO berkaitan dengan pengembangan TIK pendidikan berkenaan dengan ketersediaan jaringan telekomunikasi yang akan memberikan kesempatan bagi sekolah terutama di wilayah terpencil agar memiliki akses terhadap sumber belajar. Di samping itu terdapat pula program One School One Computer’s Lab (OSOL) OSOL didasarkan atas Kepmen Kominfo No. 17/Kep/M.KOMINFO/4/2003 tentang pemanfaatan TIK di sekolah yang minimal harus memiliki satu laboratorium komputer. OSOL dimaksudkan untuk memudahkan sistem belajar-mengajar, meningkatkan kualitas pendidikan, pemanfaatan teknologi serta memacu semangat belajar siswa.
Secara nasional  diselenggarakan Televisi Edukasi (TVE) yang diresmikan Menteri Pendidikan Nasional pada tahun 2004 dengan visi: ”menjadi stasiun televisi pendidikan yang santun dan mencerdaskan”, serta misi:  mencerdaskan masyarakat,  menyajikan keteladanan, menyebarkan informasi dan kebijkan pendidikan, serta  memotivasi  masyarakat agar gemar belajar. Sasaran TVE adalah peserta didik di semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan,  praktisi pendidikan dan  masyarakat. Sementara itu dikembangkan pula Wide Area Network KOTA (WAN-kota) yang merupakan salah satu program pengembangan pembelajaran melalui TIK. WAN-kota dibuat dengan menghubungkan antar lembaga pelatihan dan pendidikan  melalui Dikmenjur dengan sekolah yang ada di perkotaan.
Pengelolaan pengembangan TIK dilakukan melalui Jardiknas, dengan mencoba integrasi TIK dalam pembelajaran, pemanfaatan TIK dalam pengelolaan manajemen pendidikan dan berbagai kegiatan pendidikan. Jardiknas dimanfaatkan untuk peningkatan kecepatan layanan informasi secara integral, interaktif, lengkap, akurat dan mudah didapat; memberikan pelayanan data dan informasi secara terpadu;  menciptakan budaya transparan dan akuntabel; merupakan media promosi pendidikan yang handal; meningkatkan komunikasi dan interaksi lokal maupun internasio-nal; mengakses berbagai bahan ajar; dan  meningkatkan efisiensi berbagai kegiatan pendidikan. Terdapat berbagai program dan kegiatan lain yang dilakukan Pemerintah bersama-sama pihak swasta untuk menghadirkan TIK di lembaga-lembaga pendidikan. Contoh-contoh yang dikemukakan bagaimana proses belajar-membelajarkan diupayakan berbasis teknolgi serta mengintegerasikan TIK dalam proses pendidikan.
Teknologi infromasi dan komunikasi sudah merambah ke sekolah-sekolah dan menjadi salah satu indikator kemajuan dan kebanggaan sekolah, tetapi hasil penelitian di berbagai negara, termasuk di Indonesia, menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi itu tidak serta merta meningkatkan mutu proses dan hasil belajar secara signifikan. Sebagai salah satu contoh, hasil Ujian Negara untuk SMA dalam tahun 2010 ini secara nasional  turun sekitar 4 % dari tahun sebelumnya. Penurunan ini juga terjadi di kota Jakarta yang sekolah-sekolahnya pada umumnya telah dilengkapi dengan  berbagai media elektronik termasuk komputer dalam proses belajar-membelajarkan. Banyak SMA Negeri dan Swasta memiliki komputer dan LCD di dalam kelas dan peserta didik dengan mudah dapat menggunakan komputer terkoneksi dengan internet di sekolah, rumah atau di warung-warung internet (warnet).
TIK telah hadir di sekolah dan guru serta peserta didik telah menggunakanya dalam proses belajar-membelajarkan, namun belum dapat meningkatkan mutu proses dan hasil belajar secara signifikan seperti yang diharapkan karena berbagai hambatan. Pertama, guru sendiri belum dapat menggunakan teknologi itu sebagai sumber belajar secara tepat. Hal ini disebabkan, kebanyakan guru belum memperoleh pelatihan bagaimana membuat dan mengembangkan rancangan pembelajaran (instructional design) dengan benar. Mereka pada umumnya belajar sendiri menggunakan komputer dalam membuat power point, sehingga pengemasan pesan dan tampilannya pun tidak membuat proses belajar membelajarkan menjadi lebih sistematis, kreatif, efisien, efektif, dan menyenangkan. Sebagai contoh sederhana, penyajian bahan belajar dengan menggunakan power point dapat membingungkan peserta didik karena setiap tampilan padat dengan teks serta menggunakan huruf yang tidak dapat terbaca dengan jelas karena ukuran huruf terlalu kecil atau diberikan latar belakang yang berlebihan dan tidak kontras dengan warna huruf. Penggunaan animasi yang tidak sesuai dapat juga mengganggu konsentrasi  peserta didik.  Penggunaan komputer dan LCD dengan cara yang demikian tidak lebih baik dari pada overhead projector (OHP) dan fungsinya bukan sebagai alat bantu belajar peserta didik tetapi alat bantu guru dalam menyampaikan bahan belajar. Padahal penggunaan media itu diharapkan terutama untuk memudahkan peserta didik mempelajari dan memahami pelajaran bukan untuk memudahkan guru menyampaikannya. Proses belajar-membelajarkan demikian tidak dapat disebut  berbasis teknologi.
Kedua, masih banyak guru yang belum terbiasa mencari informasi di internet untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. Mereka kurang termotivasi membiasakan diri mengunakan internet sebagai sumber belajar, mungkin karena tidak memiliki akses di sekolah atau di rumah. Bahkan tidak tertutup kemungkinan masih terdapat guru di kota-kota besar yang buta/gagap teknologi serta tidak termotivasi untuk mempelajarinya karena merasa ribet dan merepotkan pada hal mereka sudah mendekati usia pensiun.
Ketiga, belum tersedia tenaga khusus dan profesional di sekolah yang dapat membantu guru dalam menggunakan teknologi informasi untuk keperluan belajar-membelajarkan. Seperti sebelumnya telah dikemukakan bahwa TIK, secanggih apapun, hanyalah merupakan alat yang bermanfaat dalam proses belajar-membelajarkan apabila diisi dengan bahan pelajaran dan dikemas sesuai dengan kaidah-kaidah pedagogik serta dipergunakan secara tepat. Kemampuan dan keterampilan mengintegrasikan TIK itu ke dalam proses belajar-membelajarkan mungkin belum dipelajari guru ketika masih kuliah di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Akan tetapi dewasa ini telah ada program studi Teknologi Pendidikan di beberapa LPTK yang menghasilkan tenaga kependidikan untuk membantu guru merancang dan mengembangkan desain pembelajaran termasuk mengintegrasikan TIK ke dalam proses belajar-membelajarkan. Di samping itu tenaga khusus ini juga diperlukan mengatasi kerusakan perangkat keras atau perangkat lunak  termasuk dalam memasang (install) program-program tertentu.
Keempat, pengadaan dan penggunaan komputer di sekolah belum berdasarkan keperluan belajar dan pembelajaran. Tidak jarang sekolah mengadakan perangkat komputer termasuk perangkat lunaknya dalam jumlah yang cukup banyak dan menempatkannya di suatu ruang yang kemudian diberi nama Laboratorium Komputer. Pengadaan dan pengaturan perangkat keras dan perangkat lunak komputer itu tidak dilakukan berkordinasi dengan guru-guru bidang studi, sehingga perangkat lunak yang tersedia tidak memenuhi kebutuhan bidang studi dan pemakaiannya tidak terintegrasi dengan proses belajar-membelajarkan.
Kelima, perawatan rutin dan penambahan perangkat keras dan perangkat lunak memerlukan dana yang belum tentu dapat disediakan sekolah. Perangkat keras komputer juga memerlukan perawatan dan pada kurun waktu tertentu memerlukan penggantian komponen tertentu. Di samping itu perangkat lunaknya juga perlu dimutakhirkan dan dibersihkan dari berbagai virus. Hal ini kadang-kadang kurang diperhitungkan oleh sekolah ketika mengadakan komputer itu, sehingga dalam perjalanannya terdapat peralatan TIK yang tidak dapat dimanfaatkan dengan baik.
Uraian yang telah dikemukakan mempertegas, kemajuan dan pemanfaatan teknologi di dalam pendidikan pada umumnya dan proses belajar-membelajarkan pada khususnya tidak dapat dihindari, akan tetapi tidak dapat sepenuhnya menggantikan fungsi dan peranan guru. Teknologi memang mendudukkan guru pada peranan yang berbeda dari sebelumnya; fungsi dan peranan guru diharapkan lebih banyak pada merancang dan mengembangkan desain pembelajaran (designer), mengelola pembelajaran (manager), tutor, dan motivator. Dengan perkataan lain, di samping dalam mengembangkan kemampuan emosional dan sosial peserta didik, kehadiran guru sangat diperlukan dalam membuat rancangan belajar-membelajarkan, mengelola proses, dan  melakukan evaluasi hasil belajar-membelajarkan peserta didik. Kebermanfaatan penggunaan teknologi untuk mencapai tujuan belajar-membelajarkan ditentukan oleh kemampuan guru dalam mendayagunakannya secara tepat.
Pengalaman dan penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teknologi canggih tidak serta merta membuat mutu proses dan hasil belajar-membelajarkan meningkat, terlebih-lebih kalau guru belum terampil menggunakannya secara tepat. Peralatan TIK, seperti komputer dan LCD, pada umumnya dipergunakan oleh guru dalam proses belajar-membelajarkan di sekolah cenderung untuk membantu guru menyampaikan bahan pelajaran bukan untuk membantu dan memudahkan siswa belajar. Penggunaan TIK terintegrasi dengan kegiatan belajar-membelajarkan belum dilakukan sebagaimana mesetinya
Akan tetapi penggunaan TIK di sekolah sering menjadi daya tarik dan ukuran bagi peserta didik dan orang tua dalam memilih sekolah. Ketersediaan peralatan TIK di sekolah juga sering menjadi kebanggaan sekolah dan dianggap sebagai salah satu indikator sekolah yang maju. Diakui bahwa penggunaan TIK secara tepat dapat meningkatkan mutu proses dan hasil belajar-membelajarkan. Akan tetapi pengadaan dan pemanfaatan teknologi itu memerlukan dana yang cukup besar sementara masih banyak sekolah khususnya di luar perkotaan tidak mampu menyediakannya. Dengan demikian, pemanfaatan TIK dapat menciptakan kesenjangan mutu dan daya tarik antar sekolah dan kadang kala dapat membuat guru dan peserta didik di sekolah yang tidak mampu menyediakan teknologi itu menjadi rendah diri dan apatis.
Pengelolaan Sumber Belajar di Sekolah.
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk memudahkan dia melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan belajar. Di samping peralatan teknologi informasi, berbagai laboratorium dan alat praktek merupakan sumber belajar. Dilihat dari pembuatan dan peruntukkannya, sumber belajar dapat juga dikelompokkan menjadi sumber belajar by design dan sumber belajar by utilization. Yang pertama disebut adalah segala sesuatu belajar yang sengaja dirancang dan dibuat untuk keperluan belajar-membelajarkan seperti laboratorium fisika, kimia, biologi, atau bahasa  serta perpustakaan di sekolah. Sedangkan yang kedua disebut ialah segala sesuatu yang dirancang dan dibuat bukan untuk keperluan belajar-membelajarkan tetapi dapat dimanfaatkan untuk keperluan itu seperti museum, pasar, dan rumah ibadah. Bahkan untuk berbagai kegiatan dan tujuan belajar, alam dapat dijadikan sebagai sumber belajar.
Dengan tersedianya berbagai sumber belajar serta dengan berkembangnya pendekatan belajar-membelajarkan berbasis aneka sumber untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik, pengadaan, pengelolaan, serta pemanfaatan sumber-sumber belajar di sekolah perlu dilakukan secara tererencana dan terkoordinasi. Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi penggunaan berbgaai sumber belajar yang diadakan itu perlu dijejaki kemungkinaan pendirian Pusat Sumber Belajar (PSB) di masing-masing sekolah.  PSB ini dapat dijadikan wadah untuk membantu guru untuk mengintegrasikan proses belajar-membelajarkan dengan pemanfaatan sumber belajar yang tersedia di sekolah. Dengan menyediakan pengelola yang profesional, masing-masing guru dapat dibantu mengembangkan desain pembelajaran berbasis aneka sumber yang kreatif dan inovatif sehingga dapat mewujudkan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.
Pengelolaan sumber belajar secara terkoordinasi dalam wadah PSB dimulai dari tahap perencanaa, pelaksanaan, pengembangan, pemanfaatan, dan evaluasi sumber-sumber belajar yang dalam semua kegiataanya mengikut sertakan kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya. PSB ini juga berfungsi untuk membantu guru mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dalam melaksanakan pembelajaran di kelas serta membantu peserta didik mengatasi masalah-masalah belajar dengan memanfaatkan aneka sumber belajar. Dengan demikian PSB dapat memberikan kesempatan belajar yang lebih terbuka bagi peserta didik dan melayani kebutuhan guru dalam menerapkan kemampuan professional dan kemampuan pedagogiknya. Pada gilirannya keberadaan dan kegiatan PSB dapat dijadikan indikator mutu pendidikan di sekolah.
Penutup
Pemanfaatan TIK di sekolah semakin berkembang dan  cenderung dijadikan salah satu indikasi kemajuan suatu sekolah. Akan tetapi hasil penelitian di Indonesia menunjukkan antara lain bahwa TIK belum diintegrasikan dan dikembangkan dengan proses belajar-membelajarkan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu penggunaan TIK di sekolah tidak selalu serta merta dapat mengatasi masalah-masalah belajar-membelajarkan dan meningkatkan mutu proses dan hasi belajar-membelajarkan.
Di samping peralatan yang berbasis TIK, di sekolah tersedia berbagai sumber belajar by desain dan by utilization yang dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa dalam rangka melaksanakan pendekatan belajar berbasis aneka sumber. Akan tetapi keberhasilan pemanfaatan berbagai aneka sumber (termasuk peralatan TIK), sangat tergantung pada kemampuan, keterampilan, dan kreatifitas guru mengintegrasikannya dalam proses belajar-membelajarkan. Dalam kenyataanya peranan guru masih diperlukan dalam proses pendidikan peserta didik serta belum dapat digantikan sepenuhnya oleh sumber belajar lain, oleh karena itu perlu meningkatkan peran serta guru dalam merencanakan, mengadakan, dan memanfaatkan aneka sumber belajar. Kemampuan dan keterampilan guru dalam memanfaatkan aneka sumber belajar perlu terus menerus di tingkatkan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknolgi pendidikan. Kesempatan perlu diberikan seluas-luasnya kepada guru untuk mengikuti pelatihan, lokakarya, seminar, atau kerja sama antar guru bidang studi berkaitan dengan pelaksanaan pendekatan belajar berbasis aneka sumber.
Tersedianya berbagai aneka sumber belajar di sekolah memerlukan pengelolaan yang dapat menjamin pemanfaatannya secara tepat guna dan berhasil guna. Untuk itu perlu dikembangkan PSB di sekolah mulai dari yang sederhana sampai yang maju dan lengkap. Kehadiran PSB yang dikelola secara professional. dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pemanfaatan aneka sumber belajar di sekolah serta dapat membantu guru dan peserta didik dalam mengatasi berbagai masalah belajar-membelajarkan.